Biografi Harold Lasswell - Pelopor Teori Komunikasi

Harold Dwight Lasswell lahir pada tanggal 13 Februari 1902. dia adalah seorang ilmuwan politik terkemuka Amerika Serikat dan dan seorang pencetus teori komunikasi. Dia juga adalah anggota dari Chicago school of sociology dan adalah seorang profesor Chicago school of sociology di Yale University, Selain itu dia juga adalah Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA) dan Akademi Seni dan Sains Dunia (WAAS). Menurut sebuah biografi yang ditulis oleh Gabriel Almond pada saat kematian Lasswell yang diterbitkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional pada tahun 1987, Lasswell termasuk dalam peringkat inovator-inovator kreatif dalam ilmu-ilmu sosial di abad kedua puluh." Pada saat itu, Almond menegaskan bahwa "beberapa orang akan menegaskan bahwa ia adalah ilmuwan politik yang paling asli dan paling produktif di masanya."
Bidang penelitian di mana Lasswell bekerja yaitu pentingnya kepribadian, struktur sosial, dan budaya dalam penjelasan fenomena politik. Di masa depan Ia akan tercatat menggunakan berbagai pendekatan metodologis yang kemudian menjadi standar di berbagai tradisi intelektual termasuk teknik wawancara, analisis isi, para-eksperimental teknik, dan pengukuran statistik.

Dia terkenal karena komentarnya pada teori komunikasi:
Who (says) What (to) Whom (in) What Channel (with) What EffectLasswell belajar di Universitas Chicago pada tahun 1920,
Siapa (kata) Apa (untuk) Siapa (dalam) Apa Channel (dengan) Apa Efek
Peran Lasswell adalah penting dalam perkembangan pasca-Perang Dunia II. Demikian pula, definisinya tentang propaganda juga dilihat sebagai sebuah perkembangan penting untuk memahami tujuan propaganda. Studi Laswell pada propraganda, yaitu membuat terobosan pada subjek untuk memperluas pandangan terkini tentang cara dan tujuan untuk dapat dicapai melalui propaganda untuk tidak hanya mencakup perubahan pendapat tetapi juga berubah dalam tindakan. Bukunya aim to indoctrinate dipandang sebagai ciri khas propaganda. Dia mengilhami definisi yang diberikan oleh Institute untuk Propaganda Analysis.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar