Selasa, 25 November 2014

MANFAAT POHON JATI

 

Morfologi Pohon Jati
  • Tanaman jati merupakan habitus pohon. Pada daerah kering dan berbatu, pohon ini memiliki cabang yang rendah, tingginya sekitar 15-20 m dan diameter batangnya hanya 50 cm. sedangkan pada daerah yang subur dan cukup air tingginya dapat mencapai 30 m serta diameter pohonnya dapat mencapai 2 meter (Hyene, 1987). Pohon jati memiliki akar tunggang. Struktur batangnya kayu, Jenis daun pada tanaman ini tunggal, letaknya tersebar dan berbentuk lonjong. Lebar daunnya 30-40 cm sedangkan panjangnya bisa mencapai 40-50 cm. struktur pangkal dan ujungnya meruncing, pertulangan menyirip, permukannya kasar. Pada daun yang tua warnanya hijau pucat sedangan pada daun yang muda berwarna merah keunguan.  Daun jati memiliki beberapa khasiat antara lain sebagai obat radang tenggorokan, sakit sendi, dan memiliki beberapa kandungan kimia seperti flavonoid, saponin, tanin galatin, tanin katekat, kuinon dan steroid/triterpenoid. Flavonoid yang banyak terkandung dalam tanaman jati adalah quersetin dengan kadar 0,023% (Hartati, 2007 ).
     Kandungan Bahan Aktif Pada Tanaman Jati yang Berpotensi sebagai Obat
    Bahan aktif yang terdapat dalam daun jati, yaitu quercetin, saponin dan tanin dapat bekerja secara bersama-sama untuk menurunkan kadar kolesterol yang terlarut dalam darah. Menurut Lenny (2006), Quercetin berperan untuk meningkatkan aktivitas enzim lipase sehingga metabolisme lipid terjadi secara optimal. Saponin mampu menguraikan plak-plak yang terdapat pada pembuluh darah, yang notabene merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi. Selain itu, saponin berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah. Sedangkan tanin, berfungsi untuk menghambat penyerapan nutrisi oleh tubuh sehingga lemak yang terlarut dalam serum darah tidak diserap oleh tubuh dan banyak yang dikeluarkan dalam bentuk feses. Kinerja quercetin, saponin, dan tanin saling mendukung. Oleh karena itu, penggunaan daun jati sebagai salah satu alternatif mengobati dan mencegah hipertensi lebih baik daripada ekstrak dari masing-masing komponen.
     Quercetin merupakan flavonoid yang terdapat pada daun jati. Quercetin dan α-tokoferol berfungsi untuk melindungi terjadinya akumulasi lipid dan glikoprotein pada pembuluh darah, terutama pembuluh darah arteri yang menuju ke jantung. Metode yang digunakan untuk menghambat terjadinya akumulasi lipid dan glikoprotein adalah dengan efek anti-lipid peroksidatif. Efek anti-lipid peroksidatif mampu mereduksi jumlah kolesterol, trigliserida, asam lemak bebas, dan fosfolipid dalam serum darah. Selain itu, quercetin mampu menekan produksi peroksidasi lipid dan meningkatkan aktivitas enzim pemecah lipid di hati (Djauzi, 2008).
     Saponin, sama seperti quercetin merupakan hasil metabolisme sekunder yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan. Saponin berfungsi sebagai anti-inflamatori, melebarkan pembuluh darah, meningkatkan trombosit, mengobati artritis dan aterioskelrosis. Namun, pada ikan dan amfibi, saponin merupakan suatu senyawa yang sangat toksik dan mampu membunuh hewan tersebut. Namun demikian, konsumsi saponin tidak berbahaya bagi manusia.
     Tanin merupakan salah satu dari hasil metabolit sekunder tumbuhan yang tidak dimanfaatkan oleh tumbuhan. Tanin biasanya digunakan sebagai bentuk pertahanan diri tumbuhan karena konsumsi tanin dapat menghambat penyerapan nutrisi dari makanan oleh tubuh. Tanin berfungsi untuk mereduksi amonia dan NPN (non protein nitrogen) hingga level yang sangat rendah. Konsumsi tanin secara berlebihan dapat mengakibatkan iritasi ginjal, kerusakan liver, iritasi lambung, dan penyakit pencernaan.

     MANFAAT JATI SECARA UMUM DI INDONESIA
    • KAYU
    Kayu jati dikenal sebagai kayu yang paling berkualitas, kuat dan tahan rayap. Kayu  tersebut umum digunakan sebagai bahan baku furnitur. Ranting/ dahan jati umum digunakan sebagai kayu bakar
    • AKAR
    Dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan
    • DAUN
    Dimanfaatkan sebagai alat pembungkus, misal makanan atau bahkan alat pembungkus tempe. Selain itu juga digunakan sebagai pewarna dalam pengolahan gudeg. Daun jati kering digunakan sebagai alas pada kandang ternak (sapi, kambing)
MANFAAT JATI YANG LAIN..
  • SEBAGAI PENYEMBUH LUKA
    Berdasarkan publikasi ilmiah dari Majumdar M, Nayeem N, Kamath JV, Asad M dalam Pak J Pharm Sci. 2007 Apr;20(2):120-4, dinyatakan bahwa hidroklorik ekstrak Tectona grandis dipreparasi dan dibandingkan dengan ekstrak Aloe vera (yang sudah lama dikenal sebagai penyembuh luka), diaplikasikan pada tikus yang telah diinduksi luka. Luka yang diujikan yaitu luka permukaan (excision wound), luka dalam (incision wound), luka bakar (burn wound), dan dead space wound. Simpulan yang diperoleh dari eksperimen tersebut adalah ekstrak daun Tectona grandis yang diaplikasikan secara topikal (dioles pada luka) (5% dan 10% formulasi), serta secara oral (250 mg dan 500 mg/kg berat badan) memiliki aktivitas penyembuhan luka.
    Judul jurnal:
    Evaluation of Tectona grandis leaves for wound healing activity.
  • SEBAGAI HAIR TONIC DAN PENUMBUH RAMBUT
    Biji jati telah lama digunakan secara tradisional sebagai hair tonic oleh warga India. Jaybhaye D, Varma S, Gagne N, Bonde V, Gite A, Bhosle D dalam publikasi ilmiahnya di jurnal Int J Ayurveda Res. 2010 Jul;1(3):163-6. membuktikan bahwa ekstrak biji Tectona grandis dapat dimanfaatkan sebagai penumbuh rambut. Dalam penelitiannya, ektrak petroleum ether biji jati diujikan pada mencit yang telah dicukur gundul secara topikal, kemudian waktu yang digunakan untuk inisiasi pertumbuhan rambut dan tumbuhnya rambut sepenuhnya dihitung. Sebagai kontrol positif, digunakan larutan Minoxidil yang merupakan obat sintetis penumbuh rambut yang sudah teruji dan beredar di pasaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa biji jati dapat digunakan sebagai penumbuh rambut, dan berhasil menumbuhkan lebih banyak folikel rambut daripada minoxil.
    Judul jurnal: Effect of Tectona grandis Linn. seeds on hair growth activity of albino mice.
  • SEBAGAI OBAT DIABETES MELLITUS
    Jati sebagai penurun kadar glukosa darah telah banyak diteliti, salah satunya oleh Varma SB, Jaybhaye DL dariDepartment of Pharmacology, Mahatma Gandhi Institute of Medical Sciences. Dalam publikasi ilmiah mereka diJ Ethnopharmacol. 2009 Mar 18;122(2):304-7. Epub 2009 Jan 9., dinyatakan bahwa suspensi kulit batang jati yang diadministrasikan secara oral pada tikus diabetes yang diinduksi aloksan, setelah 30 hari menunjukkan hasil yang signifikan pada penurunan glukosa darah, dari 250 ± 6.5 menjadi 50 ± 2.5 mg/dL. Simpulan yang dapat ditarik dari eksperimen tersebut adalah ekstrak kulit batang jati dapat digunakan sebagai obat alami penurun kadar glukosa d
    arah.
    Judul jurnal: Antihyperglycemic activity of Tectona grandis Linn. bark extract on alloxan induced diabetes in rats.
  • SEBAGAI OBAT ANEMIA
    Jati telah lama digunakan sebagai obat tradsional untuk treatment anemia di Togo. Untuk membuktikannya, beberapa saintis Togo mengusung penelitian tersebut dan membuktikan bahwa ekstrak daun jati dapat digunakan sebagai penyembuh anemia. Penelitian tersebut menggunakan tikus yang diinjeksi secara intraperitoneal dengan fenilhidrazin dengan dosis 40mg/kg selama 2 hari. Kemudian, ekstrak daun jati sebanyak 1g/kg tubuh/hari dan 2g/kg tubuh/hari diberikan pada tikus yang sebelumnya telah diberi perlakuan fenilhidrazin. Efeknya, konsentrasi hemoglobin, jumlah sel darah merah, kadar hematokrit dan retikulosit meningkat. Selain itu, ekstrak jati menambah ketahanan osmotik pada sel darah merah, terutama pada sel darah merah mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar