Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra
penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra pembau (hidung),
indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
1. Indra Penglihatan (Mata)
1. Indra Penglihatan (Mata)
Indera penglihatan manusia adalah mata. Kita dapat mengenal dan
melihat suatu benda yang kita lihat karena adanya kerjasama antara mata
dan otak. Ransangan yang terjadi dibagian mata akan diteruskan ke otak.
Disini otak mengolah dan menerjemahkan informasi yang diterima sehingga
menghasilkan suatu perwujudan penglihatan.
Sumber: (http://www.saksuk.com/wp-content/uploads/2012/10/alat-optik-mata.jpg) |
a. Struktur Anatomi Mata
Mata manusia berbentuk bulat lonjong, berdiameter 2,5cm. Bagian
depan dari mata dilindungi oleh membran tipis dan transparan yang
disebut konjungtiva. Membran ini berfungsi untuk melindungi
kornea mata. Pada konjungtiva mengalir air mata yang dihasilkan oleh
kelenjar air mata. Cairan air mata berguna untuk menjaga kelembapan
mata. Pada cairan air mata terdapat enzim yang disebut lisozim,
yang dapat membunuh bakteri. Selain itu cairan air mata berguna untuk
membersihkan mata saat berkedip. Kelopak mata, alis mata, dan bulu mata
berguna untuk mencegah masuknya kotoran (debu) dari udara atau keringat
dari kepala (dahi). Mata tersusun atas tiga lapisan, yaitu sklera,
koroid dan retina.
Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih.
sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera
terdapat kornea, yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun dari serabut kolagen. Kornea dapat dianggap sebagai jendela mata.
Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna
gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada
bagian depan koroid, dibelakang kornea terdapat suatu struktur yang
disebut iris. Iris berbentuk bulat dan terdiri atas otot-otot
sirkular berpigmen. Warna mata kita ditentukan oleh pigmen pada iris.
Iris berfungsi untuk mengatur ukuran pipil atau banyaknya cahaya yang
masuk ke mata.
Retina merupakan lapisan dalam dari mata yang mengandung
fotoreseptor dan sel-sel saraf yang sensitif terhadap cahaya. Retina
mengandung dua macam fotoreseptor, yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang
sangat sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak bisa membedakan warna.
Pada malam hari atau keadaan gelap, sel tersebut hanya melihat warna
cahaya hitam dan putih. Sel kerucut (konus) sensitif terhadap
cahaya, tetapi pada panjang gelombang yang berbeda. Pada tempat terang,
sel-sel ini mampu membedakan warna didalam retina, sel mengirim sebuah
pesan disepanjang saraf optik menuju otak. Otak kemudian
memisah-misahkan semua pesan dari masing-masing sel reseptor dan
membangun sebuah bayangan.
b. Mekanisme Melihat
Kita dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari
benda tersebut masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya
tersebut akan masuk ke mata secara berurutan. Yaitu melalui kornea,
aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan akhirnya ditangkap oleh
fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan
melewati pupil. Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh
iris. Melalui pupil, cahaya diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa
mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat memfokuskan cahaya pada
retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara
mencembungkan atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil
daripada ukuran objek aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima
ransangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam serat-serat saraf.
Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf optik ke pusat penglihatan
di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan suatu kesan yang
sesuai aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya,
pembalikan bayangan pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak
sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.
Indra Penglihatan Manusia
Indra Penglihatan Manusia
c. Kelainan Atau Penyakit Pada Mata
Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira
9cm untuk anak umur 11 tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin
panjang. Sekitar umur 40-50 tahun terjadi perubahan yang menyolok, yaitu
titik dekat mata sampai 50cm, oleh karena itu memerlukan pertolongan
kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata
seperti ini disebut Presbiopi atau mata tua karena proses
penuaan. Hal ini disebabkan oleh elastisitas lensa berkurang. Penderita
presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi
pada anak-anak yang disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga
bayang-bayang jatuh dibelakang retina. Cacat mata pada anak-anak seperti
ini disebut Hipermetropi.
Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan
oleh bola mata terlalu panjang sehingga bayang-bayang dari benda yang
jaraknya jauh akan jatuh didepan retina. Pada mata dekat ini orang yang
tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda
yang jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan
lensa cekung (negatif). Miopi biasanya terjadi pada anak-anak.
Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata
atau permukaan lensa mata mempunyai kelengkungan yang tidak sama,
sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-bayang jatuh tidak pada
tempat yang sama. Untuk membantu orang yang cacat seperti ini dibuat
lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.
Katarak adalah cacat mata yaitu buramnya dan berkurang
elastisitasnya lensa mata. Hal ini terjadi karena adanya pengapuran pada
lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan menjadi kabur dan daya
akomodasi berkurang.
Kelainan-kelainan mata yang lain diantaranya Imeralopi (rabun senja), yaitu pada senja hari penderita menjadi rabun. Xeroftami yaitu kornea menjadi kering dan bersisik. Keratomealasi yaitu kornea menjadi putih dan rusak.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Indera pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia.
a. Struktur Telinga
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa.
1) Telinga Luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
2) TelingaTengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius.
3) Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Telinga
Gangguan pada telinga Radang telinga (Otitas media) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sering menyerang anak-anak. Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga, penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gagar otak dan alergi. Tuli konduksi yaitu tuli yang disebabkan gangguan penghantaran suara, disebabkan oleh penyumbatan saluran telinga, penebalan atau pecahnya selaput gendang telinga, kekakuan hubungan stapes pada fenestra ovali, pengapuran tulang-tulang pendengaran. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran karena kerusakan saraf auditori dan saraf pendengaran.
3. Indera Pembau (Hidung)
a. Struktur Hidung
Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang sangat peka. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori (otak). Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.
Bau bahan kimia yang terhirup bersama udara (berupa gas) tidak
langsung naik ke bulbus olfaktori, melainkan berdifusi di dalam lapisan
mukus dan berikatan dengan reseptor pada dendrit. Selanjutnya sel-sel
reseptor olfaktori teransang dan menimbulkan impuls-impuls saraf yang
kemudian dikirim oleh saraf olfaktori ke pusat penciuman (otak). Di otak
informasi bau diolah atau diterjemahkan sehingga menimbulkan sensasi
bau.
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung dengan pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita akan ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Hidung
Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan penderita merasa membau bau yang tidak enak.
2. Indera Pendengaran (Telinga)
Indera pendengaran dan keseimbangan manusia adalah telinga. Telinga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap getaran posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masing terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia.
a. Struktur Telinga
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan, yaitu berupa perilimfa dan endolimfa.
1) Telinga Luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dan tulang rawan yang disebut daun telinga atau pinna. Pada manusia dan mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta cairan lilin yang berguna untuk mencegah kotoran masuk.
2) TelingaTengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membran timpani), sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Diantara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tilang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Dari tulang-tulang kecil ini getaran dari membran timpani diteruskan ke telinga dalam melewati jendela oval. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius.
3) Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan dilapisi dengan membran sehingga disebut juga labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian, yaitu vestibula, kokle (rumah siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.
Rumah siput atau koklea merupakan suatu tabung yang panjangnya sekitar 3cm dan bergelung seperti cangkang siput serta berisi cairan limfa. Kokle tersebut berbentuk saluran melingkar yang terdiri atas tiga ruangan, yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan yang disebut perilimfe. Skala media juga mengandung cairan yang disebut endolimfe. Skala vestibuli berhubungan dengan skala timpani melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Skala vestibuli berakhir pada jendela oval (foramen ovale). Sedangkan skala timpani berakhir pada jendela bundar. Antara skala vestibuli dengan skala media terdapat membran Reissner, sedangkan antara skala media dengan skala timpani terdapat membran basiler. Di dalam skala media terdapat suatu tonjolan yang disebut membran terktorial yang sejajar dengan membran basiler.
Di dalam skala media bagian dalam atau tengah terdapat organ korti. Organ korti berisi ribuan sel rambut sensori yang merupakan reseptor getaran (reseptor vibrasi). Sel-sel rambut tersebut terletak di antara membran basiler dan membran tektorial. Dasar dari sel reseptor pendengar tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Telinga
Gangguan pada telinga Radang telinga (Otitas media) yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang sering menyerang anak-anak. Labirintitis merupakan gangguan pada labirin dalam telinga, penyakit ini disebabkan oleh infeksi, gagar otak dan alergi. Tuli konduksi yaitu tuli yang disebabkan gangguan penghantaran suara, disebabkan oleh penyumbatan saluran telinga, penebalan atau pecahnya selaput gendang telinga, kekakuan hubungan stapes pada fenestra ovali, pengapuran tulang-tulang pendengaran. Tuli saraf yaitu gangguan pendengaran karena kerusakan saraf auditori dan saraf pendengaran.
3. Indera Pembau (Hidung)
a. Struktur Hidung
Indera pembau dan indera pengecap merupaka suatu sistem kemoreseptor yang sangat peka. Indera pembau dibangun oleh jaringan epitel olfaktori dan sel-sel reseptor olfaktori. Sel olfaktori merupakan sel-sel saraf yang terdapat didalam lapisan mukus atau lendir jaringan epitel rongga hidung bagian atas. Reseptor olfaktori memiliki rambut-rambut olfaktori yang terbenam pada lapisan mukus. Rambut-rambut olfaktori merupakan penonjolan dari dendrit, sedangkan ujung yang lainnya merupakan akson membentuk sinapsis dengan sel saraf lain di dalam bulbus olfaktori (otak). Pada rambut-rambut olfaktori terdapat protein reseptor bau.
Sumber: (http://fembrisma.files.wordpress.com/2011/12/hidung.jpg) |
Otak dapat mengingat aroma tertentu karena tabung olfaktori berhubungan langsung dengan pusat emosi dan memori di otak. Misalnya, saat mencium bau parfum tertentu kita akan ingat pada seseorang yang pernah memakai parfum tersebut.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Hidung
Kelainan pada indera pembau anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk membau. Hipersomnia adalah pembau yang berkelebihan tetapi kelainan ini jarang terjadi. Disosmia adalah berubahnya pembau yang menyebabkan penderita merasa membau bau yang tidak enak.
4. Indera Pengecap (Lidah)
a. Struktur Lidah
Indera pengecap pada manusia terutama terdapat pada lidah. Selain itu indera pengecap juga terdapat pada langit-langit yang lunak dan epiglotis. Indera pengecap merupakan kemoreseptor yang mendeteksi bahan kimia yang masuk melalui makanan dan minuman.
Indera pengecap dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup pengecap (Taste buds). Pada lidah terdapat lebih kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar di permukaan atas dan sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertananm di bagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papila.
Sumber: (http://nurinamanggi04.files.wordpress.com/2012/10/lidah.jpg) |
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Lidah
Kelainan pada indera pengecapan ageusia merupakan berkurangnya atau hilangnya pengecapan penyebabnya adalah berbagai keadaan yang mempengaruhi lidah, misalnya kondisi mulut yang kering. Disgeusia merupakan berubahnya pengecapan, penyebabnya bisa berupa luka bakar pada lidah.
5. Indera Peraba (Kulit)
a. Struktur Kulit
Indera peraba pada manusia adalah kulit. Kulit memiliki beberapa tipe reseptor sensorik. Misalnya, berupa mekanoreseptor, nosiseptor dan termoreseptor. Oleh sebab itu, kulit sangat sensitif terhadap sentuhan, panas, dingin, tekanan dan rasa sakit (nyeri). Jika kulit di ransang, maka berbagai ransangan yang berbeda dapat muncul. Perbedaan macam ransangan yang muncul di tentukan oleh reseptor-reseptor khusus (indera) yang terdapat pada ujung-ujung saraf.
Sumber: (http://cdn.ad4msan.com/wp-content/uploads/2012/09/Penampang-Kulit.jpg) |
Semua reseptor khusus tidak terdistribusi secara merata pada kulit. Wilayah-wilayah kulit tertentu dapat saja jauh lebih peka dibandingkan wilayah-wilayah kulit lainnya terhadap suatu rangsangan. Misalnya, ujung jari dan bibir sangat peka terhadap sentuhan, jauh lebih peka dibandingkan punggung tangan.
b. Kelainan Atau Penyakit Pada Kulit
Kelainan pada kulit yaitu Jerawat, terjadi karena pori-pori kulit tersumbat sehingga menimbulkan kantung nanah (Neutrofil mati) yang meradang. Paru/Kurap (Pitriyasis versikolor) yaitu salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Kutu air adalah penyakit kulit akibat terinfeksi krustasea kecil (zooplankton) penghuni air. Bisul (abses) yaitu pembengkakan pada jaringan kulit berisi nanah (Neutrofil mati) yang disebabkan oleh infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar