Selasa, 28 Oktober 2014

HUJAN ASAM

Apa itu hujan asam? Hujan asam adalah terjadinya proses hujan dimana nilai pH atau potensi Hidrogen dari air hujan yang turun di bawah angka 6 atau sekitar 5,6. Angka pH ini di bawah angka pH normal yakni 7. Artinya air hujan yang turun ke bumi bersifat asam karena tercampur dengan senyawa-senyawa tertentu yang larut di dalam air hujan sehingga menyebabkan nilai keasaman meningkat.
Senyawa karbon dioksida yang larut bersama air hujan bersifat asam lemah. Kondisi ini sangat memberi manfaat bagi pelarutan mineral-mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman maupun binatang. Namun demikian, semakin besar tingkat keasaman dari hujan tersebut, akan menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan. Hujan asam menjadi sebuah permasalahan lingkungan yang serius. Semakin tinggi tingkat keasaman air hujan, maka akan semakin besar pengaruhnya bagi lingkungan.
 
Penyebab terjadinya hujan asam
Hujan asam bisa terjadi secara alami maupun oleh perbuatan ulah manusia, berikut dijelaskan beberapa penyebab terjadinya hujan asam secara umum:
  1. Penyebab alami
    Hujan asam secara alami bisa disebabkan oleh semburan dari sebuah gunung berapi, serta proses biologis yang bisa terjadi di tanah rawa atau lautan. Hujan asam secara alami cukup jarang terjadi.
  2. Hujan Asam
  3.  Penyebab manusia
    Hujan asam yang disebabkan oleh manusia merupakan permasalahan lingkungan yang cukup serius. Aktivitas industri biasanya merupakan kontributor utama terjadinya hujan asam. Beberapa industri yang cukup sering memberikan dampak hujan asam diantaranya adalah industri kendaraan bermotor, industri pembangkit listrik, industri pertanian (amonia). Unsur sulfur dan nitrogen dari proses industri dibawa terbang ke atmosfer, selanjutnya bereaksi dengan oksigen di udara menyebabkan sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang akan larut dalam air hujan dan selanjutnya terdeposit ke tanah.
Reaksi yang terjadi pada hujan asam adalah sebagai berikut:
  • S(s) + O2(g) ===> SO2(g)
  • 2 SO2(g) + O2(g) ===> 2SO3(g)
  • SO3(g) + H2O(l) ===> H2SO4(aq)
  • NO2 + OH- ===> HNO3
Pengukuran hujan asam
Untuk mengukur keasaman dari hujan asam dapat menggunakan alat ukur dari pH yakni pH meter atau indikator pH seperti lakmus dan indikator universal. Untuk mengetahui reaksi tetesan hujan pada batuan, bisa dilakukan dengan cara langsung meneteskan air hujan pada batuan yang dikehendaki. Batuan beku dan batuan sedimen merupakan contoh batuan yang bisa Anda gunakan untuk melihat reaksi air hujan asam terhadap batuan yang ada. 

Dampak hujan asam
Semakin tinggi tingkat keasaman dari sebuah hujan asam, maka akan semakin buruk dampaknya bagi lingkungan, diantaranya adalah semakin tingginya konsentrasi logam-logam tertentu pada daerah yang mengalami hujan asam, karena keasaman akan mempengaruhi tingkat kelarutan logam-logam yang tersedia. Organisme sulit untuk tumbuh, seperti sebuah sungai yang memiliki tingkat keasaman yang tinggi, maka bisa dipastikan hewan seperti ikan tak akan bisa hidup dengan kondisi pH yang sangat rendah.
Hujan asam juga berdampak pada terjadinya korosi yang lebih meningkat. Beberapa material logam yang terpapar dengan hujan asam secara langsung akan lebih cepat mengalami korosi atau pengkaratan.

Cara mencegah hujan asam
Hujan asam sebagai salah satu permasalahan serius terhadap lingkungan perlu diatasi secara terpadu. Beberapa cara yang telah dilakukan di negara-negara maju adalah dengan membuat formula peralatan industri yang mampu menetralisir polutan sebelum sampai ke udara dan bereaksi dengan oksigen di udara. Penggunaan Flue gas desulfurization (FGD) yang mampu menetralisir belerang sebelum sampai ke udara merupakan salah satu cara yang cukup populer dilakukan saat ini, di negera-negara maju seperti Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar